Bintang Sekolah telah hadir di kota Bungo unutk membantu siswa dalam belajar dan memberikan keterampilan kepada masyarakat umum agar menjadi generasi yang cerdas, terampil dan mandiri serta siap menghadapi tantangan di masa depan. Segera daftarkan diri anda insya Allah anda mampu meraih prestasi..!
bintang sekolah: Tak Surut Ciptakan Suasana Menyenangkan

Tak Surut Ciptakan Suasana Menyenangkan



Muhammad Anwar SPd, Guru Kelas dengan Siswa hanya 16.

Mengajar di kelas dengan banyak murid maupun sedikit, tidak terlalu berbeda bagi Muhammad Anwar SPd. Meski selama ini jumlah murid yang diajar Anwar tidak beranjak dari angka belasan -tahun ini hanya 16 siswa- Anwar tetap menerapkan prinsip menyenangkan dalam pembelajaran. Persis seperti Metode PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Menyenangkan itu bukan berarti menghabiskan waktu di kelas dengan bersenang-senang hingga jam belajar selesai, sementara anak tidak memahami pelajaran. Pembelajaran menyenangkan itu bisa dilakukan dengan memberi waktu, setidaknya pada dua menit pertama, untuk menggiring anak pada kegiatan menyenangkan. Misalnya dengan menyanyi,” ujar guru SD Negeri Purwantoro VII Kota Malang ini.

Metode menyanyi inilah yang terus diterapkan bapak dua anak ini saat hendak memulai tugasnya untuk mengajar. Supaya memudahkan anak didik memahami lagu yang dinyanyikan, Anwar menggubah lirik dari lagu-lagu yang cukup dikenal di kalangan anak-anak. ”Setelah masuk kelas saya mengajak anak-anak menyanyi. Sebelumnya saya tulis liriknya di papan dan anak-anak mencatat di buku masing-masing. Dengan demikian, dapat dibaca sewaktu-waktu,” terang Anwar saat ditemui di sekolah.

Lirik lagu yang digubah Anwar tidak sekadar untuk dilagukan. Menurutnya, mengajar dengan menggunakan lagu bisa membangun kelas yang menggairahkan. Dapat pula membantu siswa belajar karena liriknya berkaitan dengan salah satu pelajaran. Kepada KORAN PENDIDIKAN misalnya, Anwar mendendangkan lagu dari judul asli ‘Balonku Ada Lima’ yang digubah menjadi lagu berjudul ‘Alat Indra Manusia’.

”Ada beberapa pelajaran, misalnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang saya buatkan lagu. Dengan memakai lagu, ternyata siswa mudah menghafal. Pernah pada saat ulangan, nilai anak-anak relatif meningkat. Bahkan untuk pelajaran Matematika, supaya tidak terkesan menegangkan juga dibuatkan lagu,” ujarnya seusai berdendang.

Selain dengan metode bernyanyi, alumnus Universitas Wisnuwardhana ini juga memiliki cara-cara tersendiri supaya kegiatan belajar di kelas senantiasa menyenangkan. Menurut Anwar, kondisi saat belajar juga memengaruhi belajar siswa, karena itu perlu kombinasi pengaturan tempat duduk dengan berbagai posisi. Terkadang disusun melingkar, kotak dan segitiga. Ruang kelas juga perlu diisi dengan karya siswa.

“Lingkungan sekitar juga bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Misalnya untuk memelajari bunga pada pelajaran IPA, siswa diajak mencari bunga di luar. Jadi belajar tidak membosankan dan hanya begitu-begitu saja,” ucap Arek Malang kelahiran 24 Juli 1969 silam ini.

Selain menjadi kegiatan yang menyenangkan, metode pembelajaran seperti ini akan turut membentuk pola berfikir yang berbeda pada siswa. Anwar menyebut bila guru mengembangkan sikap berbeda, maka siswa dapat berperilaku dan berpikir berbeda pula. Hal ini terkait dengan faktor keteladanan dari seorang guru di mana siswa akan mencontoh perilaku gurunya secara detail, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Apalagi sebagai guru kelas dengan siswa hanya 16, Anwar menjadi cukup memahami latar belakang dan persoalan yang dihadapi murid-murid. Peran guru kelas sebagai guru Bimbingan Penyuluhan dan Bimbingan Konseling juga menempatkan guru menjadi orangtua bagi para siswa. Guru perlu memerhatikan siswa dengan memberi kesempatan siswa menceritakan persoalan yang dihadapi dan guru mencoba mencari jalan keluar

Anwar mengatakan kebanyakan muridnya berasal dari keluarga menengah ke bawah. Tidak jarang yang menghadapi persoalan ekonomi. Menurut Anwar, ini bagian dari tantangan untuk mengembangkan kualitas siswa. ”Mengajar dengan jumlah siswa sedikit tidak berarti mudah. Tapi, ini bukan dikatakan sebagai hambatan, melainkan suatu tantangan,” katanya.

Sebagai tantangan, tutur Anwar, mengembangkan mutu sekolah merupakan keinginan yang dapat dicapai melalui kerjasama. Upaya ini memerlukan proses, dengan kerjasama semua komponen mulai dari kepala sekolah, guru, penjaga, murid, wali murid dan masyarakat peningkatan dapat terjadi. Karena itu, di sekolah ini kualitas output siswa lambat laun mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

Keterlibatan guru, menurut Anwar, penting dalam menunjang kelancaran proses tersebut. ”Guru harus berniat, jika memiliki niat, maka secara fisik dan mental juga mampu. Guru juga harus berpikir bahwa siswa pasti bisa, sebab tidak ada murid bodoh, hanya saja membutuhkan belajar lebih lanjut,” papar Anwar.

Selain itu, melibatkan emosi anak secara positif dapat menimbulkan rasa memiliki. Selanjutnya, buat siswa tertarik dengan suasana kelas yang mengasyikan dan tidak menegangkan. ”Senyum cukup membantu guru menciptakan ini semua,” katanya tertawa.

Anwar yang menjadi ketua Kelompok Kerja Guru (KKG) wilayah II Blimbing ini, selain menjadi guru kelas, juga mengajar olahraga. ”Saya mengajar semua mata pelajaran kecuali Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan Bahasa Inggris, sebab jadwalnya bersamaan dengan olahraga untuk kelas IV,V dan VI,” ujarnya.

Walaupun demikian, Anwar mengaku senang dapat mengajar olahraga, karena dapat menjadi sarana mendekatkannya dengan para siswa. ”Tidak hanya menghasilkan keringat dan membuat badan menjadi sehat, tetapi saya juga menjadi lebih dekat dengan anak-anak,” pungkasnya sambil tersenyum. .tia-KP

(Sumber Koran Pendidkan Online: 11 Juni 2008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

GUEST BOOK (KOLOM KOMUNIKASI ANTAR KITA)